Sabtu, 18 Agustus 2018

Hujan



Hujan

"Peluklah Kenangan pahit itu. 
Yang kamu perlukan hanya menerimanya." 




                 Novel hujan karya Tere Liye adalah yang paling aku suka. Novel ini berkisah tentang bencana alam, kemajuan teknologi di masa depan, persahabatan, keikhlasan dan cinta ....
Jadi, di dalam cerita ini pasti ada Hero dan heroine, nah mereka adalah Esok dan Lail. Unik? Iya bener, nama mereka cukup unik. Mungkin agar saling melengkapi, karena arti dari nama lail adalah malam dan esok adalah ya, esok, pagi hari. Hahaha.

                        Awal cerita dimulai ketika terjadi letusan dari gunung yang tidak disangka dan menyebabkan kepunahan umat manusia setengahnya. Menghancurkan ekosistem dan merusak iklim. Lail adalah satu dari ribuan anak yang kehilangan orang tua, saudara dan keluarganya yang lain. Lail juga satu dari ribuan anak yang tiba2 menjadi yatim piatu dalam waktu beberapa menit. Gempa itu hanya sekejap. Seperti mimpi tapi nyata adanya. 

Beruntung Lail memiliki seseorang yang membuatnya tidak goyah. Tidak menangisi semua yang terjadi. Ia adalah Esok. Sosok laki2 berusia dua tahun lebih tua dari Lail yang untuk kemudian menjadi seseorang yang amat berharga dalam hidupnya.

Novel ini juga menceritakan betapa mengerikannya efek pasca gempa. Mengingat iklim sudah bisa diprediksi, serta kecanggihan teknologi di tahun yang amat milineal, manusia dengan gampangnya membuat iklim sendiri yang justru memicu kehancuran bumi makin cepat. 

Nah mari kita lihat dari sisi kehidupan Lail dan Esok. Esok yang amat cerdas memiliki orangtua angkat yang merupakan walikota dari kota tempat mereka tinggal. Beruntungnya Esok adalah anak yang cerdas sehingga dia mendapat beasiswa di universitas ternama dan mengerjakan proyek penting yang ternyata sangat berkaitan dengan hancurnya iklim bumi. 

Sedangkan Lail bertemu dengan Maryam, gadis berambut kribo dengan selera humor tinggi di panti. Tempat berkumpul anak2 yang tidak punya keluarga pasca gempa. Lail dan Maryam menjadi relawan untuk membantu daerah2 terpencil yang sulit bertahan pasca gempa.

Bagaimana kisah cinta Lail dan Esok? 
Ah, jangan berharap berlebihan.
Kisah cinta mereka tidak seperti di film2. 
Kisah cinta mereka sangat tulus.
Karena Esok bersekolah di kota yang lain, ia hanya bisa berjumpa dengan Lail seminggu sekali dalam waktu tiga jam. Lalu ketika Esok masuk universitas, mereka hanya berjumpa sebulan sekali dalam waktu satu jam. Ketika Esok semakin sibuk dengan proyeknya mereka hanya bisa berjumpa satu tahun sekali dalam sejam dan kemudian hanya bisa telepon atau Videocall setahun sekali dalam sejam.

Kenapa tidak saling menghubungi dengan alat komunikasi yang pastinya sudah sangat canggih? 
Ntahlah. Mungkin mereka takut merusak hubungan yang ada. 
Tp itu juga membuat Lail salah paham dan nekat ingin melakukan suatu tindakan ektrem, ya, melupakan esok selama2nya. Semua kenangan tentang Esok, ingin dilupakannya.  Semua kenangan yang menyakitkan. 

Tapi cukup salut dngan sabar dan kuatnya Lail tidak bertemu dan tidak tahu kabar sebenernya dari orang yang paling ia sayang. Beda sekali bukan dengan anak2 zaman sekarang yang jika chat tidak dibalas dua menit saja sudah ngambek heheheh.
Tapi itu juga karena mereka bukan Esok dan Lail yang polos soal cinta :p  

Ceritanya seru dan kayakny segitu aja kilasan yang bisa aku berikan. Karena g bakal seru kalo diceritain semuanya. 
Biar waktu baca bukunya makin greget, cuss langsung beli bukunya untuk menemani waktu libur kamu . 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Mengurus SKCK di Batam

Hello Fellas !! Ingin buat SKCK tapi bingung gimana caranya?  Yuk simak ceritaku dibawah ya! Aku bakal ceritain pengalaman aku mengurus Sura...