Bercerita
tentang seorang anak dari panti asuhan bernama Rehan yang memiliki kesempatan
untuk mengetahui lima pertanyaan yang sering ia utarakan dalam hidupnya.
‘Apakah cinta itu? Apakah hidup ini adil? Apakah kaya
adalah segalanya? Apakah kita memiliki pilihan hidup? Apakah makna kehilangan?’
Rembulan
Tenggelam di Wajahmu, merupakan dunia fantasi yang dibuat oleh Tere Liye
tentang perjalanan hidup. Dimana hanya ada satu rumus dalam hidup, semua urusan
ini adalah sederhana. Cerita dikemas dengan alur kilas balik. Tampaknya Tere
Liye sangat menyukai plot ini.
Kita
sering bertanya dalam hidup, kenapa sih aku gak lulus masuk universitas A?
Kenapa aku ga bisa pergi sesukaku? Kenapa aku harus ketemu sama orang yang
menyebalkan kayak dia? Kenapa aku harus tinggal disini? Kenapa harus aku ya
Tuhan?
Mungkin masih banyak pertanyaan lainnya. Dan dalam
novel ini, benar-benar menyentil banget soal pertanyaan itu. Tapi disertai
jawaban dan penjelasannya. Waktu aku baca, aku benar-benar ngerasa buku ini
‘nampar banget’. Soalnya selalu ada
alasan dalam setiap kejadian. Well, emang banyak yang bilang selalu ada hikmah
di balik semua yang terjadi. Tapi Tere Liye menjelaskannya lebih ngena kalau
menurutku.
So, the story goes~~
Rehan
sudah lelah dengan hidupnya di Panti Asuhan dengan pemiliki panti yang culas.
Dengan kepribadian sok suci di hadapan orang banyak dan bersikap biadap di
depan anak-anak panti. Bapak pemilik panti itu tega mengambil semua uang dari
donator untuk kepentingan pribadinya: naik haji!. Tak peduli uang itu miliknya
bukan, yang penting ia dapat pergi ke tanah suci. Dan Rehan amat membencinya.
Sering ia bertanya, mengapa harus di panti asuhan itu? Ada begitu banyak panti
asuhan di kota tempat ia tinggal. Mengapa harus di sini?
Dan
jawabannya adalah karena Diar. Teman sekamar Rehan di panti asuhan. Alasan
Rehan ada di panti asuhan itu adalah karena Diar. Benar kata Tere Liye, hidup
manusia penuh dengan sebab-akibat. Kehidupanmu memengaruhi kehidupan orang
lain, bagai sekumpulan benang yang berpilin, indah, tidak rumit.
Lalu
ketika Rehan pergi dari panti asuhan yang baginya terkutuk itu, ia sempat
tinggal di rumah singgah di luar kota. Disinilah pertanyaan Ray-yang mengganti
namanya-Apakah hidup ini adil?
Hal
itu dikarenakan ketika semua sudah berjalan dengan baik dan lancar, ketika ia
telah menemukan keluarga baru dan mulai menikmati hidupnya, tragedi itu
lagi-lagi datang. Menghancurkan hidupnya seakan semua hanya mimpi. Ray terlibat
perkelahian dengan preman pasar dan berbuntut panjang. Membahayakan keluarga
barunya, sehingga Ray memutuskan pergi.
Ray
mulai lelah dengan hidupnya ketika ia bertemu dengan Plee dan diajak berkomplot
untuk mencuri permata. Dan dari pertemuan dengan Plee lah, Ray mulai mengerti
akan masa lalunya. Di bab ini diceritakan bahwa hidup benar-benar hanya selebar
daun kelor dan takdir ternyata tak dapat dihindari. Plee dan Ray punya
keterkaitan dalam hidup. Terutama di masa lalu.
Dalam
aksi pencuriannya Plee menyelamatkan Ray dan dihukum gantung. Ray tak sanggup
menemui Plee di penjara dan Ray tak tahan ada di kota itu lebih lama lagi.
Makai a pergi dengan naik kereta. Di kereta inilah, di gerbong makan, Ray
melihat seorang gadis. Gadis yang amat elok dengan tatapan mata sendu memandang
keluar jendela. Ah, Ray jatuh cinta rupanya.
Ray
bekerja sebagai buruh bangunan. Ternyata takdir baik kepada dirinya kali ini.
Ia bertemu dengan gadis di gerbong kereta itu lagi. Ray mengikutinya ke rumah
sakit. Melihatnya bercengkrama dengan anak-anak, mengantarnya pulang. Hanya Ray
yang banyak bercerita. Gadis itu hanya diam. Hubungan mereka hanya sebatas itu.
Tak lebih. Lalu ketika Ray diundang ke rumah gadis itu tiap malam Rabu dan
malam Sabtu, pada pukul tujuh hingga sembilan malam. Dan rutinitas mereka hanya
membuat pudding pisang bersama, memakannya dan Ray pulang. Hanya itu. Tak
lebih.
Lalu
suatu hal yang mengerikan terjadi. Ray mengetahui sesuatu tentang gadis bergigi
kelinci itu. Ray amat sakit hati. Namun pada akhirnya mereka menikah. Bagi
mereka, pernikahan ini merupakan benar-benar lembaran hidup yang baru.
Melupakan masa lalu mereka. Ah ya, saat-saat masa sulit, Ray suka melihat
rembulan. Dan selama 3 tahun menikah dengan istrinya, Ray mulai lupa
kebiasaannya itu. Namun, bukan hidup bila semua berjalan sesuai rencana …
Istri
Ray meninggal saat melahirkan. Menyedihkan. Mengapa begitu tega Tuhan mengambil
istrinya? Kebahagiaan dalam hidupnya? Hidup Ray mulai hampa. Ia meniti bisnis
dan ternyata hasilnya sangat sukses. Ray hidup sebagai pengusaha sukses dengan
hati kosong. Ternyata kekayaan tidak bisa menghapus kehampaan dirinya.
Lalu
Ray mulai sakit-sakitan. Ia sendiri, tak punya sanak keluarga. Hanya Jo,
asistennya yang setia menemaninya. Ray mulai lelah. Ia membiarkan takdir
mempermainkannya. Ray sering bolak-balik masuk rumah sakit. Seminggu di rumah
sakit, dua minggu di rumah lalu ia sakit lagi. Mengapa ia terus merasakan sakit
yang berkepanjangan?
Well, semua punya
alasannya dan itu semua berdampak pada hidup orang lain. Mungkin saja kita
tidak lulus di universitas A agar kita masuk universitas B dan bertemu dengan
teman kita yang sekarang. Mungkin karena kitalah ia berubah ke arah yang lebih
baik. Who knows?
Epilognya amat misterius.
Aku tidak tau apa pada akhirnya Ray melakukan hal yang disarankan oleh ‘orang
itu?’ Ini membuat pembaca bertanya-tanya. Hhahah tapi aku cukup menyukainyya
:3. Jadi ingin tau apa jawaban – jawaban untuk pertanyaan Ray? Check it out
guys~
Read that amazing book :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar